Advertisement

Jumat, 05 Juni 2020

Terima pendaftaran akun G Suite

 


Terima pendaftaran akun G Suite

Akun G Suite ini sama sperti Google drive, bedanya klo google drive kapasitas penyimpanannya hanya 15GB sedangkan G Suite ini Unlimited

Note : Ini bukan akun edu atau akun ilegal lainnya yg rawan banned yah, ini G Suite resmi dan tidak akan di banned selama tidak melanggar kebijakan google..

Bisa request nama
Domain : cekpedia.com

Order WA atau klik:
WA : 081286884747 atau KLIK

Jual Window dan Office Original

 

Windows 10 Pro : 120k
Ms Office 2019 Pro Plus : 120k

Yang saya jual adalah Lisensi Windows 10 Pro dan Ms Office 2019 Pro Plus Original
Lisensi dapat Anda gunakan untuk :
1. Aktivasi Windows 10 Pro FRESH Install
2. Aktivasi Windows 10 Pro Expired
3. Aktivasi Windows 10 Pro Trial
4. Aktivasi Ms Office 2019 Pro Plus

GARANSI SAMPAI AKTIF
Ketentuan:
1. 1 Key hanya untuk 1PC
2. Status Aktivasi Permanen
3. Dapat digunakan untuk install ulang
4. Tanpa DVD (jika tidak memiliki software nya bisa download diwebsite resmi microsoft)
Product Key atau lisensi yang saya jual Ini bukan Crack/Bajakan/KMS/Carding

Nb:
Tersedia juga WIN 8.1, Office 2013 dan 2016

Order tinggal klik:
WA : 081286884747 atau KLIK

Rabu, 13 November 2019

Beberapa Panggilan Allah SWY



Tahukah kita sebagai hamba-Nya. Ternyata Allah memanggil kita dalam beberapa waktu berikut:


1. Panggilan Harian

Ini merupakan panggilan shalat fardhu 5 waktu setiap hari dan malam berupa adzan untuk mengingat dan berkomunikasi dengan Allah Subhannahu wa ta’ala.

Allah ta’ala berfirman: 


 اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Yang artinya: “ ... Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang tekah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS 4 – An-Nisaa : 103)


Adzan yang terdengar seringkali diacuhkan,tidak disimak, bahkan tidak dipenuhi panggilan tersebut. Padahal ini adalah panggilan dari Allah yang diwakilkan oleh muadzin di setiap masjid. Seorang muslim laki-laki wajib hukumnya untuk memenuhi panggilan ini dengan melaksanakan shalat wajib di masjid. Sesuai dengan hadits berikut ini :


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إِلَى الْمَسْجِدِ فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّيَ  فِي بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَجِبْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata: Ada seorang lelaki buta yang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dia mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak memiliki penuntun yang menuntun saya untuk berangkat ke masjid.”Dia meminta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk diberikan keringanan agar  diperbolehkan untuk shalat di rumahnya. Maka Nabi pun memberikan keringanan kepadanya, kemudian ketika lelaki itu berbalik untuk pulang beliau memanggilnya dan bertanya: “Apakah kamu masih mendengar panggilan adzan?”. Dia menjawab, “Iya.” Maka beliau bersabda, “Kalau begitu maka penuhilah.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah).


2. PANGGILAN MINGGUAN

Ini merupakan panggilan untuk menunaikan shalat Jumu’ah berjamaah di masjid yang merupakan fardhu bagi pria. Diperintahkan-Nya untuk meninggalkan semua kegiatan perdagangan untuk mengingat Sang Khaliq di hari Jum’at, hari segala hari.

Allah ta’ala berfirman: 


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ 

وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah, dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” 
(QS 62 – Al-Jumu’ah : 9)


3. PANGGILAN TAHUNAN  

Ini adalah penggilan untuk menuntaskan shaum Ramadhan. Selain shaum di sunnahkan untuk melakukan berbagai ibadah dan kebaikan demi mengharap ridho Allah dengan pahala berlipat ganda di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Allah ta’ala berfirman: 


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS:2-Al-Baqarah : 183)


4. PANGGILAN SEKALI SEUMUR HIDUP 

Ini merupakan panggilan yang diwajibkan hanya satu kali bagi yang mampu secara fisik dan finansial, serta terjaminnya perjalanannya yang aman. Panggilan ini seringkali tidak dianggap penting, saat seseorang sudah terbuai oleh kenikmatan dunia karena keberhasilan dalam karir dan kehidupan.

Allah ta’ala berfirman: 


فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ 

الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ



Artinya: “ ... mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) mereka yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah...” ~ QS 3 – Ali ‘Imran : 97 ~


5. PANGGILAN UNTUK MENINGGALKAN DUNIA FANA 

Sifat manusia sering kali menunda-nunda panggilan azan. Begitu juga ketika panggilan haji telah tiba, ia pun belum tergerak memenuhinya, walau sudah mampu.

Akan tetapi, terhadap panggilan yang satu ini, tidak ada satu pun yang sanggup menghalanginya, apalagi menundanya. Malaikat Izrail, sang pencabut nyawa, atas perintah Tuhannya akan melaksanakan perintah Allah.

Ia tidak akan mempercepat walau sesaat jika belum tiba saatnya. Juga tidak akan mengulur waktu walau sedetik apabila sudah datang waktunya.

Ini adalah panggilan terakhir dari Allah Subhaanahu wa ta’ala untuk meninggalkan dunia fana dengan mengutus malaikat Izrail, Sang Malaikatulmaut untuk mencabut ruh kita dari tubuh kita.

Allah berfirman: 


قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ 

وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS 62 – Al-Jumu’ah : 8)

Panggilan ini bisa ditujukan kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Kematian bisa mendatangi yang muda apalagi yang tua, yang sehat apalagi yang sakit, yang berhati-hati apalagi yang sembrono. Dan semua panggilan kematian sudah ada dalam rencana Allah Subhaanahu wa ta’ala     

Ayo bersegeralah memenuhi panggilan nomer 1 sampai dengan 4, selagi sehat dan mampu, dan bersiaplah untuk memenuhi panggilan ke 5 yang bisa terjadi sewaktu-waktu ....

Firman Allah dalam surat Al Fajr 27-28 :

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ - ٢٧

ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ - ٢

فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ - ٢٩

Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS Al-Fajr [89]: 27-30).


Source:
https://quran.kemenag.go.id/





Jumat, 23 Agustus 2019

Kisah Sahabat Nabi Sya’ban



Pada zaman dahulu ada sahabat Nabi Muhammad SAW namanya Sya’ban. Salah satu kebiasaan sahabat ini, sebelum waktu shalat sudah ada di Masjid di pojok Majid duduk I’tikat.

Suatu ketika pada waktu subuh Sya’ban tidak ada di tempat biasa ia I’tikaf, sehingga nabi menunda Iqomat untuk menunggu datangnya Sya’ban. Karene kebiasaan Sya’ban ini selalu ada di Masjid untuk berjamaah dengan Nabi. Karena terlalu lama menunggu, akhirnya nabi memerintahkan salah satu sabahatnya untuk Iqoat.

Selesai shalat subuh, Rasul bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban. Namun tidak ada seorangpun yang menjawab.Rasul bertanya lagi apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban. Kali ini sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis dimana rumah Sya’ban.

Rasulullah yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban meminta diantarkan ke rumah Sya’ban. Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Rasul dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud. Rombongan Rasul sampai ke sana saat waktu afdol shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan).

Sampai di depan rumah tersebut beliau mengucapkan salam. Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut.

Benarkan ini rumah Sya’ban? Rasul bertanya.
“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tersebut.
“Bolehkan kami menemui Sya’ban, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di Masjid”.

Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban menjawab: “Beliau telah meninggal dunia tadi pagi”

Innalillahi wainna ilaihirojiun… Subhanallah, satu-satunya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya..

Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasul “Ya Rasul ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakannya disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”.

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul

Di masing-masing teriakannya dia berucap kalimat:
  1. Aduuuuh kenapa tidak lebih jauh…….
  2.  Aduuuuh kenapa tidak yang baru………
  3.  Aduuuuh kenapa tidak semua…..

Rasulpun melantunkan ayat yang terdapat dalam serat Qaaf (50) ayat 22


Artinya:
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”.

Saat Sya’ban dalam sakratul maut… perjalanan hidupnya ditayangkan uang oleh Allah. Bukan Cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah. Apa yang dilihat olhe Sya’ban (dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain. Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat 
                        
1. Suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke Masjid untuk Sholat berjamaah lima waktu. Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya;ban diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke Masjid. Dia melihat seperti apa bentuk Surga dan ganjarannya. Saat melihat itu dia berucap: “Aduuuhh kenapa tidak lebih jauh…..”. Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan surga yang didapatkan lebih indah.
 
2. Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia berangkat Sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia membuka pintu berhembuslah anging dingin yang menusuk tulang. Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambill satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju. Sya’ban sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar. Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar, sampai di Masjid dia bisa membuka baju luar dan Sholat dengan baju yang lebih bagus. Dalam perjalanan ke tengah Masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi yang mengenaskan. Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju tersebut dan memapahknya untuk bersama-sama ke Masjid melalukan Sholat berjamaah. Sya’ban pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi: “Adddduuuhh kenapa tidak yang baru……………”. Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban. Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapatkan pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.
 
3. Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Ketika baru saja hedak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberikan sedikit roti karena sudah lebih dari 3 hari perutnya tidak di isi makanan. Melihat hal tersebut, Sya’ban merasa iba. Ia kemudaian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua. Kemudian mereka makan bersama-sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu, dengan porsi yang sama… Allah kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban dengan Surga yang indah. Diapun berteriak lagi: “Aduuuhhh kenapa tidak semua….” Sya’ban kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yang lebih indah.
    Subhanallah Sya’ban bukannye menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal. Sesungguhanya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda beda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konskuensi dari semua perbuatannya di dunia. Wallahu A’lam.

    (Diolah dari berbagai sumber, IMZ)

    Labels